Puritanisme diawali di Inggris dan merupakan gerakan
yang melakukan reformasi di gereja Inggris. Puritanisme ini seringkali dikenal
dengan gerakan revival. Mereka
melakukan pembaharuan terhadap ibadah dan memberikan penekanan kepada
kemurnian ibadah. Mereka tidak mencari tanda-tanda dan mujizat tetapi tentang
kebangunan kembali gereja Tuhan
melalui pelayanan firman. Dalam gerakan ini sangat bercorak dengan
khotbah yang menekankan pertobatan, kesalehan dan ketaatan kepada Kitab Suci. Teologi dalam Puritanisme sangat dipengaruhi
oleh Beza, terutama dalam pengajaran atas kematian Kristus dan kedaulatan ilahi
dalam providensia dan pemilihan.
Kebangkitan
dan pertumbuhan Puritan disebabkan oleh kondisi zaman pada waktu itu yang
membutuhkan khotbah yang Alkitabiah dan pengajaran kebenaran, perlunya kesucian
personal yang menekankan pekerjaan Roh Kudus dalam iman dan kehidupan orang
percaya dan pembaharuan tata cara dan pemerintahan gereja menurut Alkitab. Ungkapan ‘Puritan
evangelism’ seringkali dihubungkan dengan bagaimana kaum puritan
memberitakan firman Allah berhubungan dengan keselamatan orang-orang berdosa
dari dosa dan konsekuensinya. Kaum puritan memberitakan Kristus dengan
menekankan bahwa orang percaya harus bertumbuh di dalam Dia, dan melayani Dia
sebagai Tuhan.
Bagaimanakah karakteristik
Puritanisme ?
Pertama, Kaum Puritan Mendasarkan Khotbah atas Alkitab. Kaum puritan sangat berkomitmen dalam memberitakan
Alkitab sebagai isi berita. Mereka memahami bahwa khotbah tidak boleh
memutarbalikkan Kitab Suci dan harus berkhotbah di dalam teks. Hal ini sangat berbeda dengan pengkhotbah masa kini yang
lebih banyak mendasarkan pemberitaan firman Tuhan dengan kebutuhan-kebutuhan
psikologis dari pada kebutuhan rohani manusia. Alkitab bukan lagi menjadi
sentral pemberitaan, namun pemikiran-pemikiran psikologis dan anthropologis
yang lebih ditekankan.
Kedua, Kaum Puritan Mengkhotbahkan Khotbah-Khotbah Doktrinal. Para penginjil Puritan melihat teologi sebagai
disiplin praktis yang bersifat esensial. Mereka melihat teologi sitematika sama
dengan pengetahuan anatomi bagi seorang dokter. Setiap tulang manusia menjadi perhatian seorang
dokter, begitu juga setiap doktrin harus menjadi perhatian bagi setiap
pengkhotbah. Doktrin merupakan dasar dimana kehidupan iman Kristen dibangun
diatasnya. Saat
ini banyak orang yang meninggalkan dasar kehidupan dan pengharapan Kristen dan
menggantikan dengan damai sejahtera palsu berupa filsafat kosong, sekularisme
dan materialisme.
Ketiga, Kaum Puritan Menyerukan Praktek Hidup Menurut Firman Tuhan. Khotbah kaum Puritan menjelaskan
bagaimana orang Kristen mencoba untuk menerapkan kebenaran Alkitab dalam hidup
mereka. Para pengkhotbah Kebangunan Rohani Pertama, atau kaum Puritan khususnya
George Whitefield, menyelidiki hati orang-orang berdosa sampai mereka sendiri
mengakui kenyataan dosa-dosa mereka. Ia
menunjukkan nurani mereka sendiri berhubungan dengan natur dosa warisan mereka,
natur mereka yang berdosa, ketika mereka lahir, dan ketika mereka menjalani
kehidupan mereka. Richard Baxter menegaskan bahwa orang-orang yang sudah
mengalami konviksi ini harus melangkah menuju pertobatan sejati, yaitu change
of mind (mengalami perubahan pikiran), change of heart (mengalami
perubahan hati), change of life (mengalami perubahan hidup), dan change
of affection (mengalami perubahan afeksi).
Keempat, Khotbah Kaum Puritan Bersifat
Penginjilan Holistik. Kaum Puritan menggunakan Alkitab untuk
mengkonfrontasi semua orang. Mereka tidak melulu mengarahkan manusia untuk
meresponi dasar dari banyak teks yang menekankan aspek penginjilan. Tentu tugas
untuk meresponi Injil dalam iman adalah hal yang sangat penting, namun harus
diingat bahwa selain itu ada tugas-tugas lain yang harus dikerjakan. Ada tugas
untuk bertobat, bukan hanya seperti perasaan bersalah yang bersifat sementara,
namun sebagai pertumbuhan hidup yang penuh. Kaum Puritan berkhotbah agar
orang-orang berdosa “berhenti berbuat jahat” (Yes. 1:16), dan menjadi kudus
seperti Allah yang adalah kudus.
Setelah melihat Puritanisme dan
prinsip-prinsipnya, maka saya menyimpulkan 3 hal yang dapat diaplikasikan dalam
kehidupan saat ini dalam gereja Tuhan dan setiap orang percaya, yaitu :
Pertama, Firman Tuhan (Alkitab) adalah inti berita dalam
pemberitaan. Prinsip
ini merupakan prinsip yang paling mendasar untuk diterapkan pada saat ini.
Dimana jika diamati dalam gereja-gereja Tuhan, pemberitaan firman Tuhan tidak
lagi menjadi pusat dalam ibadah dan kehidupan. Para pengkhotbah lebih banyak
menyampaikan ilmu-ilmu psikologi, sosial, komunikasi atau ilmu lainnya. Bagian
firman Tuhan hanya dibaca sebagai pembuka khotbah, namun kemudian pengkhotbah
berbicara dengan apa yang ingin ia sampaikan menyikapi tren-tren masa kini.
Tentunya ini bukan satu metode khotbah yang alkitabiah. Setiap pemberita firman hendaknya memberitakan
Kristus dalam setiap pemberitaan firman dan apa yang menjadi pengajaran Alkitab
secara keseluruhan (sola scriptura dan
tota Scriptura).
Kedua, Kesukaan kepada pengajaran doctrinal.
Pengajaran doktrinal
seringkali diabaikan pada saat ini. Dengan alasan terlalu ketinggalan zaman,
terlalu memusingkan atau dengan alasan kurang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Pengajaran gereja tidak lagi didasarkan pada teologi dan doktrin
yang kuat, namun semata-mata hanya bersifat praktis saja. Ini merupakan
alasan-alasan yang seringkali muncul dan menjadi realita dalam gereja. Karena itu dengan kondisi yang demikian perlu
dibangkitkan kesadaran akan pentingnya pengajaran doktrinal untuk memperkuat
pemahaman warga gereja, karena sesungguhnya tindakan praktis merupakan
implementasi dari doktrin-doktrin. Dengan doktrin yang benar maka warga gereja
dapat bertindak dalam jalur yang benar dan sesuai dengan firman Tuhan,
mengingat saat ini sangat banyak tren pengajaran yang dapat membawa warga
gereja dalam ‘kesesatan’.
Ketiga, Ketaatan kepada Firman Tuhan. Prinsip ini merupakan kunci dalam
setiap kehidupan Kristen. Dengan ketaatan kepada firman Tuhanlah orang percaya
dapat senantiasa menyenangkan hati Tuhan, karena hidup sesuai dengan kehendak
Tuhan. Hal ini akan membawa kepada iman yang tetap teguh dan kehidupan rohani
yang selalu bertumbuh.
Diposkan 5th October 2012 oleh Mulyo Kadarmanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar