Kamis, 12 Juni 2014

mengenai cara berdoa dalam kekristenan

Inilah pelajaran rohani bagi kita. Program Allah tidak mungkin gagal. Jika Allah merancangkan sesuatu, itu pasti akan terjadi. Jika kenyatannya/kebenarannya demikian, maka ini berimplikasi secara praktis kepada kita :


a.    Jikalau kita meyakini sesuatu hal sebagai kehendak / program Tuhan (dan memang benar demikian), jangan pernah takut terhadap semua hambatan apa pun.

Fakta bahwa apa yang diprogramkan Tuhan tidak mungkin gagal, maka ini seharusnya membawa penghiburan dan ketenangan bagi kita. Pada saat kita melakukan program/kehendak Tuhan, setan pasti akan menyerang kita, anak-anak setan juga pasti akan berusaha menggagalkan semua itu, tetapi kita diberi kepastian bahwa program Tuhan pasti terlaksana. Karena itu, kebenaran ini seharusnya membuat kita tidak perlu takut terhadap apa pun sepanjang kita yakin bahwa yang kita lakukan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ada banyak orang meragukan apakah gereja kita akan mendapat ijin atau tidak. Persoalannya adalah denominasi-denominiasi gereja yang ada di NTT sudah sepakat dengan Kantor Agama bahwa tidak akan ada gereja/denominasi baru lagi di NTT. Tetapi saya tidak kuatir sedikit pun. Mengapa? Karena saya yakin bahwa gereja ini berdiri karena program Allah dan program Allah tidak bisa digagalkan. Dalam kasus tanah gereja, ada pihak-pihak tertentu yang berusaha bahkan melakukan sabotase agar tanah tersebut tidak jatuh ke tangan kita, tetapi kalau dalam program Allah tanah itu harus menjadi milik kita, maka tidak akan ada yang bisa menggagalkannya. Demikian juga dalam segala segi kehidupan kita. Tuhan tentu mempunyai program untuk hidup kita masing-masing karena kita adalah anak-anak-Nya.

Jikalau dalam hidup ini saudara mengalami berbagai macam persoalan, kesulitan, tantangan, jangan pernah takut karena tidak ada suatu apa pun atau siapa pun yang bisa menggagalkan rencana Tuhan buat saudara. Bahkan lebih dari itu, Tuhan bisa bekerja sehingga apa yang merupakan rencana untuk menggagalkan justru menjadi jalan untuk menuju pada penetapan Tuhan. Contohnya adalah Yusuf. Rencana / tindakan jahat saudara-saudaranya justru membawa Yusuf pada apa yang diprogramkan Tuhan bagi dia yakni menjadi Perdana Menteri di Mesir bukan? Karena itu buanglah segala ketakutan, kekuatiran, kecemasan, yakinlah bahwa segala program Tuhan atas saudara akan terjadi tidak peduli bagaimana pun keadaan saudara saat ini. Jika Allah di pihak saudara, siapakah yang dapat melawan saudara?

b.    Jikalau kita berdoa, jangan pernah memaksa Tuhan untuk menuruti kehendak kita karena itu mustahil. Kehendak Tuhanlah yang pasti terjadi.

Kalau memang segala ketetapan/program Tuhan akan terlaksana tanpa bisa dibatalkan/digagalkan oleh apa pun/siapa pun, maka segala ketetapan itu pun tidak bisa diubah/digagalkan oleh saudara dan doa-doa saudara. Jikalau Tuhan menetapkan A dan saudara menghendaki B, tetap A yang akan terjadi sekalipun saudara berdoa dengan sungguh-sungguh (doa semalam suntuk, doa puasa, dll). Misalnya kalau saudara berdoa untuk orang sakit, jika Tuhan menetapkan bahwa dia akan mati, maka biarpun saudara berdoa sekuat apa pun, dia akan tetap mati. Tapi bagaimana kalau saudara berdoa dan dia tidak jadi mati/sembuh? Oh…itu berarti bahwa memang Tuhan belum nenetapkan dia mati. Kalau begitu sebenarnya kita tidak perlu berdoa! Begitukah? Tidak juga! Karena waktu saudara berdoa dan orang itu tidak jadi mati, sebenarnya Tuhan memang telah menetapkan bahwa orang itu tidak jadi mati melalui doa saudara. Jadi doa saudara tetap diperlukan, jika tidak dia akan mati. Bingung? Mari kita belajar dari kasus Hizkia.

Yes 38:1,5 - (1) Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: ‘Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.’ ... (5) ‘Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi”.

Atas dasar ayat ini, banyak orang menganggap bahwa doa bisa mengubah Allah. Tetapi benarkah di sini terjadi perubahan rencana Allah? Saya tidak percaya hal itu! Kitab Suci menyatakan berulang-ulang bahwa usia manusia ditetapkan oleh Allah, dan ketetapan itu tidak mungkin dilampaui.

Ayub 14:5 - “Jikalau hari-harinya sudah pasti, dan jumlah bulannya sudah tentu padaMu, dan batas-batasnya sudah Kau tetapkan, sehingga tidak dapat dilangkahinya”.

NIV - ‘Man’s days are determined; you have decreed the number of his months and have set limits he cannot exceed’ (Hari-hari manusia telah ditentukan; Engkau telah menetapkan jumlah bulannya dan menentukan batasan-batasan yang tidak bisa dilampauinya).

Maz 39:5-6 - Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagiMu hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! Sela”.

Jadi kalau kita menafsirkan bahwa di sini terjadi perubahan penetapan usia karena doa Hizkia, maka kita menentang ayat-ayat tersebut di atas. Kalau begitu bagaimana kita menafsirkan kisah Hizkia ini? Sebenarnya Tuhan menetapkan bahwa kematian Hizkia terjadi pada usia 54 tahun (39 + 15). Tetapi pada usia 39 tahun Hizkia sakit dan hampir mati. Kalau Tuhan memang menghendaki kematian Hizkia, Ia bisa mendiamkan saja hal itu (tanpa mengirim Yesaya untuk memberitakan kematiannya). Tetapi Tuhan tidak menghendaki kematian Hizkia, dan karena itu Ia mengirimkan Yesaya untuk memberitakan kematian Hizkia. Hizkia tersentak dan lalu berdoa, dan Tuhan mengabulkan permohonannya, sehingga akhirnya terlaksanalah rencana Allah, yang menunjukkan bahwa Hizkia mati pada usia 54 tahun. Tetapi kalau demikian apakah kata-kata Tuhan dalam ayat 1 itu, yang mengatakan bahwa Hizkia pasti akan mati, merupakan dusta? Tidak! Hizkia betul-betul akan mati, andaikata ia tidak berdoa. Tetapi Tuhan sendiri menggerakkan Hizkia untuk berdoa, dan Tuhan mengabulkan doa itu, sehingga rencana Tuhan yang terlaksana. Sederhanya adalah, Tuhan “mengancam” (bukan menetapkan) akan membuat Hizkia mati, tetapi Dia menetapkan bahwa Hizkia akan selamat dari ancaman itu jika dia berdoa. Karena Tuhan sebenarnya belum menetapkan Hizkia mati, maka Ia lalu mengirimkan Yesaya untuk  memberitahu itu kepada Hizkia, selanjutnya Ia menggerakkan Hizkia untuk berdoa, dan Ia lalu mengabulkan doa Hizkia itu sehingga Hizkia tidak mati. Jadi bukankah yang terlaksana semuanya adalah rencana Tuhan? Jadi doa sebenarnya tidak bisa mengubah ketetapan Tuhan. Sebaliknya ketetapan Tuhan itu terjadi melalui doa-doa kita. Jika demikian kebenarannya, maka seharusnya setiap kali kita berdoa, kita tidak boleh memaksakan apa yang kita kehendaki kepada Tuhan karena itu sia-sia. Yang harus kita lakukan adalah menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Tuhan sehingga kehendak Tuhanlah yang akhirnya terlaksana di dalam hidup kita. Ingat bahwa kehendak/program Tuhan tidak bisa gagal. Karena itu jangan mencoba memaksa Tuhan untuk mengikuti kehendak saudara. Sebaliknya tunduklah pada kehendak-Nya.

Mat 6:10 – “…..jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”.

- AMIN -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar